Judul : Guru terbesar saya adalah otak saya
ISBN : 978-604-7874-44-2
Pengarang : Ade ma'ruf
Penerbit : Ar-Ruzz media
Ukuran : 13,5 x 20 cm
Halaman : 228 halaman
Subjek : Biografi
Tahun : 2014
Tempat : Yogyakarta
Habibie lahir di keluarga yang sangat mengutamakan pendidikan. Seusai memyelesaikan sekolah menengah di indonesia, ia melanjutkan jenjang sekolah yang lebih tinggi di jerman. Bertahun-tahun ia menyelesaikan studi di jerman hingga mencapai tingkat doktoral dan memperolah kehormatan serta kehidupan mapan.
Habibie adalah ilmuan berkaliber internasional. Ia adalah mutiara tidak hanya untuk keluarga, teman dekat, dan negaranya, tetapi satu mutiara untuk dunia.
Mungkin benar bahwa Habibie layak disebut "orang yang ditakdirkan. " Aspirasi dan tujuan hidupnya adalah sama dan harmonis dengan negeri yang dicintainya : Indonesia. Nasionalismenya tidak pernah luntur. Bahkan, ketika ia menjabat Presiden Republik Indonesia dan melepaskan Timor Timur (1999), pijakan kebijakannya adalah rasionalitas.
Ia tiba di Tanah Air kemudian membangun serta memimpin proyek-proyek industri strategis, termasuk industri pesawat terbang. Tujuannya menjadikan Indonesia sebagai negara berteknologi maju. Namun ia dikritik karena tujuan itu bertolak belakang dengan realitas masyarakat yang lebih membutuhkan sandang-pangan-papan daripada kapal laut atau pesawat terbang.
Habibie menanggapi kritik tersebut dengan menyatakan bahwa upayanya mengembangkan serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi akan bermanfaat bagi masa depan setiap orang di negeri ini.
Rasionalisasi Habibie kemudian membawanya ke ranah politik. Sejak awal ia lebih suka menempatkan dirinya sebagai periset, ilmuan, dan profesional di bidang teknologi. Pilihannya berpolitik ia pahami sebagai usaha memadukan dukungan politik untuk keberlangsungan pengembangan ilmu dan teknologi. Habibie mencapai puncak karir ketika ia menggantikan jabatan Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998. Di detik-detik peralihan kekuasaan tersebut, ia menyaksikan banjir darah dan air mata rakyat yang menjadi tumbal "Revolusi Mei". Ia berada di depan arena persaingan jendral-jendral yang mencari selamat dan merencanakan jabatan strategis di hari-hari akhir Soeharto. Ia bahkan mengalami langsung penyikapan Soeharto atas dirinya, yaitu dianggap tak layak menjadi presiden, diacuhkan di hari pelantikannya sebagai presiden, serta diabaikan ketika Soeharto melenggang keluar dari Istana Merdeka. Hingga Soeharto wafat pada 2008, Habibie tidak sempat berkomunikasi dengan sang mantan presiden.
Ketika Habibie turun dari jabatan setelah pidato pertanggungjawabannya ditolak sidang umum MPR 1999, ia mengalami peristiwa miris itu sebagai ketidaksinkronan rasionalitas kepemimpinannya dengan tuntutan publik yang ingin segera terlepas dari krisis politik dan krisis ekonomi. Tentu saya ia juga menyadari kuatnya kepentingan partai-partai politik untuk menjegalnya di masa itu. Habibie bukan berarti tak pernah merasa terpuruk. Dalam beberapa hal ia merasa kesepian. Tapi, kesendirian dan kesepiannya yang paling ia rasakan adalah saat Ainun, sang istri, meninggal dunia. Habibie dan Ainun adalah pasangan cinta yang luar biasa. Sehingga ketika salah satu di antaranya pergi, maka hidup seakan-akan tak sama lagi.
Kesimpulan : Terdapat banyak hikmah yang bisa dipetik dari riwayatnya tersebut, termasuk pentingnya mengapresiasikan akal dan pikiran, serta tetap bersikap bijak di posisi yang melampaui kebanyakan orang.
Kelebihan : Saat membaca buku ini saya sangat bisa membayangkan kepribadian sosok Pak Habibie. Karena buku ini sangat mencerminkan keprobadian beliau. Oleh karena itu, saya semakin kagum dengan apa yang ada di pikiran dan di dalam otak serta kepribadian beliau yang sering di pandang sebelah mata namun tidak pernah putus asa.
Kelemahan :
- Kurangnya gambar pada buku ini membuat saya jenuh membaca. Karena saya jenis orang yang suka membaca sesuatu yang bergambar.
- Kalimat yang sulit di pahami. Saya tidak biaa tau secara langsung bagaimana sosok Habibie dalam buku ini, melainkan harus membaca dan memahami nya berulang-ulang.
#http://library.uny.ac.id
#http://uny.ac.id
#https://journal.uny.ac.id
#http://tik.uny.ac.id/
https://journal.uny.ac.id
#http://library.uny.ac.id
#http://uny.ac.id
#https://journal.uny.ac.id
#http://tik.uny.ac.id/
https://journal.uny.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar